MEnjadi anak pertama yang selalu salah




 "Jadi anak sulung ialah peluang besar เล่นบอลออนไลน์  menjadi seorang yang besar." Ya, kalimat itu patut dipasangkan ke anak sulung dalam keluarga. Tidak berarti, anak ke-2 , ke-3 , dan sebagainya tidak punyai peluang jadi orang besar seperti anak sulung, tapi keinginan dan beban yang besar kadang memang ditanggung lebih ke anak sulung.

Pundaknya disuruh agar semakin kuat, hatinya disuruh agar semakin tabah, jiwanya disuruh agar semakin sabar. Tidak gampang memang memiliki gelar anak sulung dalam keluarga. Semenjak kecil, diberikan oleh orang-tua untuk tumbuh bisa lebih cepat dewasa dibanding saudara-saudara yang lain. Ada persetujuan yang automatis jika satu hari kelak, kamulah yang bakal terima tongkat estafet pada mereka untuk menjaga dan jaga keluarga.

Sebagai anak sulung, sering banyak isi hati dan narasi yang mereka berpikir untuk lebih bagus merendamnya saja. Takut jadi beban lebih untuk orang-tua dan akan berasa berat bila harus dikisahkan ke adik-adiknya. Tulisan ini kemungkinan sedikit sebagai wakil, rasa yang sepanjang ini lebih banyak kamu taruh di hati, sebagai anak sulung.

Hal pertama kali yang perlu dihargai dan dipandang dari anak sulung ialah kerelaan hatinya untuk share cinta dari orang-tua.

Dahulu ia ialah permata hati yang paling ditunggu dan sebagai bukti jati diri dari sepasang suami dan istri. Tetapi, semua kadang berbeda saat ada figur kecil yang datang kembali.

Dan ia harus dapat share dan menyayangi. Ini bukan hal yang gampang, saat ia harus share cinta dan perhatian dari orang-tua. Dan mungkin cintanya tidak cuman dipisah jadi dua, tetapi tiga, empat, lima dan sebagainya.

Wahai anak sulung, kamu telah luar biasa semenjak kamu itu ada. Bahumu telah kuat semenjak kamu terima jika kamu bukan salah satu yang perlu dimanjakan.

Saat orangtua tidak ada di dalam rumah, sering anak sulung berbeda peranan jadi "kepala keluarga" sebentar.

Mendadak dipandang seperti orang dewasa yang dapat menangani semua semuanaya. Dia harus dapat jaga kondisi rumah dalam ketentuan yang telah diputuskan orangtua.

Jaga adik, bersihkan rumah, dan aktivitas rumah tangga yang lain sering jadi tanggung jawab anak sulung.

Saat tanggung jawab itu dipandang tidak berjalan dengan baik, orang-tua juga tidak enggan memberinya kritikan. Kadang ini jadi suatu hal yang susah dan sulit.

Kadang anak sulung berpikiran dibanding menambahkan runyam permasalahan dan membuat hal yang kecil jadi besar dan yang besar jadi menjadi lebih semakin besar, lebih bagus menyudahinya dan mengalah saja.

Mengetahui jika sodaranya yang lebih muda belum pahami dan berpikiran lebih bagus mengendalikan diri. Mengharap orangtuanya akan pahami dan dapat menghargakan.

Jadi anak pertama kali yang dituntut jadi lebih dewasa kadang sering dia banyak merendam rasa.

Berpikiran jika sebetulnya dia selalu harus berdikari dan menuntaskan permasalahannya seorang diri, membuat dia kehilangan tempat untuk share. Walau sebenarnya dia juga sama, manusia biasa yang memerlukan tempat untuk sama-sama share rasa.

Buat kamu anak sulung, jika ada permasalahan tidak boleh dikubur sendiri yaa cari tempa yang dapat kamu yakin untuk share. Tidak apa kesampingkan dahulu ego pada diri, dengan demikian kamu makin siap untuk dapat semakin kuat kembali.

Postingan populer dari blog ini

starve towards fatality responsible for oil pipes that posit

Luas Areal Tanam di Majalengka Bertambah 10 Ha dengan Dam Parit Kementan

Vanuatu: Cyberpunks hair Pacific isle federal authorities for over a full week